.

Sigli - Penjabat Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto menghadiri dan membuka secara resmi Rapat Koordinasi Turun ke Sawah Musim Tanam Rendengan tahun 2023/2024 di Oproom Bupati Pidie. Rapat koordinasi tersebut di fasilitasi oleh Dinas Pertanian dan Pangan Pidie pada, Kamis 21/09/2023. 

Hadir dalam rapat koordinasi tersebut Kapolres Pidie, Kadisdikbud, ketua Ikatan Guru Olahraga, para Camat, Keujreun Blang, Tuha Peut, tokoh-tokoh Masyarakat perwakilan Gampong dalam lingkup Kabupaten Pidie. 

Dalam sambutannya Penjabat Bupati Pidie Ir. Wahyudi Adisiswanto M.Si., mengatakan bahwa rapat koordinasi ini bukan hanya sekedar membuka acara akan tetapi forum ini merupakan forum silaturahmi dan diskusi antara masyarakat dengan Pemerintahan. 

"Rapat koordinasi ini bukan sekedar membuka acara, akan tetapi sebagai wadah silaturahmi dan diskusi antara masyarakat dengan pemerintah" ucapnya.

Wahyudi juga menuturkan bahwa di forum ini hadir Pak Kapolres, selama ini kita selalu berdiskusi dengan Pak Kapolres, banyak gagasan dari beliau yang bisa kita adopsi untuk pembangunan Pidie. 

Dalam Rapat Koordinasi turun sawah ada dua hal yang disampaikan oleh Penjabat Bupati Pidie. Pertama ketahanan pangan, kedua membangun sistem sosial di kecamatan. 

Wahyudi menyampaikan "bahwa Pemkab Pidie dan beberapa Forkopimda setiap minggu mengikuti rapat penanganan inflasi daerah yang di pimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri RI setiap Senin". 

"Bahwa semakin hari ada kemajuan secara Nasional terkait penanganan dan antisipasi inflasi" tuturnya. 

Wahyudi juga menyampaikan ketahanan pangan ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu harga barang dan daya beli. 

Menurutnya harga barang kalau naik secara terus menerus di sebut Inflasi, kalau seandainya daya beli tinggi maka tidak akan berpengaruh secara sosial ekonomi karena harganya nasih dijangkau oleh masyarakat.

"Umumnya kalau harga barang naik rata-rata masyarakat tidak mampu membeli, artinya daya beli rendah, sehingga akan mempengaruhi ketahanan pangan" jelasnya.

"Semisal Singapura bukan negara penghasil beras, namun mereka yang mengimpor beras".

Masih menurutnya bahwa Daya beli dan harga barang juga di pengaruhi oleh dua faktor juga yaitu Suplai dan demand atau biasa di sebut dengan ketersediaan barang dan permintaan, dua hal ini sangat berkaitan, Ujarnya. 

"Yang paling berbahaya adalah permintaannya banyak, barangnya tidak ada, ini yang perlu kita antisipasi, ini disebut fruktuasi, dan akan menyebabkan harga melambung tinggi" ucapnya. 

Dalam konteks inflasi adalah mempertahankan harga, sehingga ketersediaan barang ada, agar kebutuhan masyarakat terpenuhi.

Wahyudi juga menyampaikan bahwa ketahanan pangan juga di pengaruhi oleh daya beli, ini yang kurang diperhatikan jelasnya, karena ini menyangkut dengan pendapat, kebiasaan kita terjebak di persoalan ini, seakan-akan kita harus punya duit untuk membeli barang.

Bagaimana membeli barang kalau kita tidak kerja, ini harapan nya agar para Camat mensosialisasikan problem ini di masyarakat. Contohnya perlu daging sapi tetapi sapinya dilepaskan, tidak dikasih makan, seperti inilah persoalan data beli sekarang. 

Daya beli ini bukan hanya mesti punya uang, akan tetapi bagaimana kita memenuhi kebutuhan dengan tidak membeli, artinya harus ada keberkahan pada harta yang kita miliki.

Wahyudi mengisahkan bahwa Rasulullah pernah mengatakan kepada sahabat agar bekerja, karena barang yang dimiliki dari hasil keringat akan menjadi barakah.

Mantan Kabinda NTB ini mengisahkan bahwa di Zaman Nabi ada Sahabat yang bertanya, Yaa Rasulullah, apa barakah itu, Rasul menjawab ketika kamu memangkul cangkul di pundakmu sehingga kamu berkeringat karenanya. Keringat inilah yang menyebabkan barang yang kita miliki barakah. 

Lanjutnya barakah inilah yang menimbulkan kesehatan, meskipun banyak juga yang tidak barakah yang menimbulkan penyakit dan persoalan diri yang tidak bisa dilihat secara kasat mata" ungkapnya. 

Dalam rapat koordinasi ini Penjabat Bupati Pidie Wahyudi Adisiswanto lebih banyak berdiskusi. 

Walaupun sudah disiapkan naskah, kita harap lebih banyak diskusi antara peserta rapat koordinasi turun sawah musim tanam Rendengan" ucapnya. 

Daya beli merupakan daya ketahanan ekonomi, jarang kita perhatikan kebersamaan dan silaturahmi, makanya di forum tersebut di undang kadis pendidikan dan kebudayaan dan Ketua Igornas, karena nanti ada kaitannya dengan daya tahan sosial ekonomi bukan hanya sebatas daya tahan pangan.

"Tidak ada yang berdiri sendiri, semua dilakukan secara bersama-sama" jelasnya. 

Secara tehnis sudah dijelaskan oleh kadis pertanian dan pangan dengan berkoordinasi dengan berbagai pihak, diskusi tentang teknologi tepat guna, mengupayakan berbagai gerakan, mengoptimalkan pemanfaatan lahan kering dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

Karena keterbatasan waktu, Penjabat Bupati Pidie menyampaikan wacana ketahanan pangan meluas menjadi ketahanan sosial ekonomi yang melibatkan dinas pendidikan.

Di akhir sambutannya Wahyudi Adisiswanto mengatakan bahwa "ketahanan sosial, ekonomi, politik itu bersamaan menjadi ketahanan pangan. Momen turun sawah inilah yang tepat kita bicara ketahanan pangan" tutupnya.

Sigli - Mengakhiri Kerja pada Minggu Pertama bulan September, Pj. Bupati Pidie Ir. Wahyudi Adisiswanto, M.Si., meresmikan Warung Ibu Nurlaili menjadi Posko Pangan. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Program 100.000 posko pangan kerja sama dengan Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (INKOWAPI), Sahabat Usaha Rakyat (SAHARA), KADIN Indonesia dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Peresmian Posko Pangan ini dilaksanakan di Jln. Medan Banda Aceh terletak di Desa Pulo Batee Kecamatan Glumpang Tiga pada Jum'at (08/09/2023).

Penjabat Bupati Pidie Wahyudi Adisiswanto dalam sambutannya mengatakan sebuah paradigma yang mendasari sebuah kebijakannya sebagai Penjabat Bupati ada tiga, pertama ibu-ibu, kedua Pemuda dan ketiga Santri.

Ini merupakan Paradigma ibu-ibu yang mendasari kemajuan dunia usaha dengan mengembangkan posko pangan yang menyediakan sembako murah bersama kadin.

"Konsep utama kerja saya sebagai Penjabat Bupati ada tiga hal yaitu ibu-ibu, pemuda dan santri, konsep ini sudah saya sampaikan saat penyambutan saya pertama kali di pendopo Bupati" jelasnya. 

Lebih lanjut Wahyudi juga menyampaikan sangat terkesan dengan hadirnya Posko Pangan, karena harga sembako di posko pangan lebih murah. 

Bahkan Penjabat Bupati Pidie dalam sambutannya juga menyeru agar Ketua Kadin Pidie Pak Junaidi agar membuat perencanaan posko-posko pangan di titik yang lain, agar masyarakat lebih mudah mendapatkan paket sembako murah, sambil di iringi tepuk tangan peserta yang hadir. 

"Sejatinya bahwa kehadiran posko pangan yang digerakkan oleh ibu-ibu ini yang tergabung dalam Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (INKOWAPI) diharapkan agar keterlibatan pemuda dilibatkan sebagai pihak antar jemput pesanan paket sembako tadi" paparnya. 

Wahyudi juga berpesan agar para pemuda dan santri dilibatkan dalam kegiatan seperti ini. Tentu keterlibatan pemuda dan santri sangat berpengaruh dalam proses pembangunan Pidie ke depan.

Lebih lanjut Mantan Kabinda NTB ini menjelaskan bahwa "nantinya akan dibuat Aplikasi Online dalam belanja sembako pada posko pangan, dimana tanggung jawab ini diberikan kepada Plt. Sekda Pak Samsul agar membina Siswa maupun Santri yang mahir di bidang IT (tekhnologi informasi) untuk melahirkan sebuah Aplikasi Online" ucapnya. 

Semisal Aplikasi online yang dapat menampung pekerja semacam Gojek. Hal ini bisa dikolaborasikan dengan Posko Pangan dimana kalau nanti Ibu-ibu membutuhkan sembako, tinggal buka Aplikasi, nantinya para pemuda yang akan mengantar paket tersebut ke rumah.

"Aplikasi ini dapat mengefisienkan waktu juga menekan angka pengangguran di Pidie. Untuk sistem pembayaran bisa dilakukan COD maupun transfer" jelasnya. 

"Walaupun sederhana, tetapi program ini sangat modern, Nanti akan dilibatkan ibu-ibu, pemuda dan santri" tuturnya. 

Sasaran dari program ini adalah Dayah, karena kebutuhan yang paling banyak ada di Dayah. 

Apalagi kalau program ini di kembangkan di Dayah, hal ini sudah masuk unsur rasa kepedulian kita kepada alim ulama, karena keberadaan Republik ini berkat perjuangan Ulama, jadi salah satu bakti kita adalah dengan syukur kita kepada alim ulama dengan cara menghidupkan perekonomian di dayah-dayah. 

Wahyudi sangat antusias apabila tiga serangkai ini dikolaborasikan dalam satu paket dengan menjadikan Dayah sebagai tempat perputaran ekonomi makro. 

Pada kesempatan yang sama Penjabat Bupati Pidie Ir. Wahyudi Adisiswanto, M.Si., mengatakan bahwa akan mengembangkan wisata Dayah. Tujuan wisata Dayah adalah untuk mencairkan ketegangan psikologis, disamping itu juga ini merupakan bagian dari syiar Islam dengan memberi atau bersedekah di Dayah. 

Memberi adalah bahagian dari ajaran kita, makanya untuk mencairkan ketenangan psikologis sudah sepantasnya kita memberi kepada tempat-tempat yang bermanfaat seperti Dayah. 

Wisata Dayah ini hanya di Aceh, khususnya Pidie. Lebih lanjut Wahyudi menjelaskan bahwa nantinya Wisata Dayah ini akan di kembangkan konsepnya pasca pertemuan dengan Pemuda dan Ulama tempo hari di Pendopo Bupati Pidie. 

Wahyudi juga berpesan dengan adanya posko pangan ini nantinya bisa melibatkan ibu-ibu, pemuda dan santri, agar semua elemen terakomodir dalam pembangunan Pidie. 

Lahirnya Posko pangan ini juga berharap agar menekan angka inflasi. Menurutnya ada dua faktor terjadinya Inflasi, pertama harga barang kedua saya beli.

Tugas kita sekarang adalah bagaimana menurunkan harga barang dan meningkatkan harga beli. Kedua hal ini tidak akan selesai, hanya akan selesai dengan silaturahim ujarnya. 

Karena menurutnya silaturahim ini didasari dari rasa kasih sayang. Saling menghormati, saling membantu satu sama lain. Mudahan-mudahan dengan adanya ibu-ibu ini timbul rasa kasih sayang, karena wadah kasih sayang adalah ibu-ibu. Sedangkan pemuda mengembangkan kasih sayang tadi, sedangkan santri sebagai perekat.

"Dalam konteks Religi kita tidak akan tersesat dengan adanya santri-santri dalam pengembangan program ini" tutupnya. 

Hadir dalam kegiatan ini Penjabat Bupati Pidie Ir. Wahyudi Adisiswanto. M.Si., Plt. Sekda. Drs. Samsul Azhar, Asisten II. Ir. H. Tarmizi, Kadis Perindagkop. Cut Afrianidar. SH. M.Si, Kadis Pertanian dan Pangan, Hasballah, SP, MM, Wakil Ketua kadin. Zulkifli M. Juned, Camat Glumpang Tiga. Drs. Ishak, Kapolsek Glumpang Tiga. Akp. Imam Maksum, Keuchik dalam Kecamatan Glumpang Tiga dan Tokoh Masyarakat setempat.

Sigli- Perayaan HUT kemerdekaan RI tidak terlepas dari berbagai macam kegiatan di lakukan. Hal ini untuk mensyukuri nikmat kemerdekaan yang telah di raih oleh Bangsa Indonesia. Semangat kemerdekaan ini tidak hanya di isi dengan upacara, melainkan juga dengan berbagai kegiatan sosial, salah satunya adalah pawai budaya. 



Kegiatan yang mengangkat tema "Pesona Pawai Budaya" mulai dari marching band, pertunjukan baju adat hingga seragam militer di mulai pukul 07.00, start di depan Bank Aceh dan berakhir di depan Pendopo Bupati Pidie, (19/08).

Peserta pawai budaya tampak mengenakan pakaian adat, mulai dari pakaian tradisional, pakaian kontemporer dan juga pakaian militer. Tidak hanya itu peserta juga menampilkan kesenian khas yang dipamerkan untuk memperkenalkan keanekaragaman yang ada di Pidie yang di balut dalam bingkai persatuan.

Penjabat Bupati Pidie Ir, Wahyudi Adisiswanto M.Si., mengatakan "kami apresiasi atas antusiasme dan partisipasi yang tinggi dari seluruh masyarakat Pidie untuk ikut dalam kegiatan ini".

"Kami melihat senyuman kebahagiaan dari para peserta pawai budaya, kebahagiaan seperti ini yang diharapkan lahir di Pidie, sehingga terbentuk sebuah tatanan masyarakat damai".

Wahyudi juga menuturkan bahwa Aceh khususnya Pidie dulunya adalah daerah merah saat konflik, jadi kita harapkan dengan adanya kegiatan-kegiatan ini kebahagiaan dan kasih sayang di masyarakat Pidie terus terpancar. 

"Pawai budaya ini bukan hanya seremonial belaka, tetapi juga diharapkan lahirnya sebuah keluarga yang Sakinah Mawaddah Warahmah, hubungan anak dan ibu, ibu dan bapak serta bapak dan anak" ujarnya. 

Pawai budaya ini juga di harapan lahirnya keluarga yang menenangkan, keluarga yang saling menghargai dengan kasih sayang, dan keluarga yang menyayangi dengan kelembutan. 

"Semoga keharmonisan keluarga, kebahagiaan terus terpancar di wajah generasi muda Pidie,  hanya itu yang kita inginkan" tutupnya.

Sigli - Pj. Bupati Pidie Ir. Wahyudi Adisiswanto, M.Si. menggelar silaturahmi dan temu ramah bersama Kaukus Pemuda Pidie, Ulama Muda dan Kepala SKPK dalam jajaran pemerintahan Kabupaten Pidie, pada Selasa malam (05/9/2023) di Pendopo Bupati Pidie.

Gelar Diskusi Paradigma Pidie Penjabat Bupati Pidie Libatkan Ulama, Pemuda dan Ibu-ibu

Silaturahmi dan temu ramah ini juga menggalang masukan dari tokoh Aceh Dr. Ir. Azwar Abubakar dalam mengembangkan sektor pendidikan dan pariwisata di Kabupaten Pidie.

Acara yang dikemas dalam bentuk Forum Group Discussion (FGD) ini bertujuan menyelaraskan persepsi dalam pembangunan Pidie ke depan.

Penjabat Bupati Pidie Wahyudi Adisiswanto dalam temu ramah mengatakan Pidie sangat istimewa. 

Bahkan dalam forum-forum resmi rapat penting dengan para Menteri, Wahyudi sering menyampaikan kalau mau belajar Indonesia belajarlah Aceh, kalau mau belajar Aceh belajarlah Pidie. 

"Pidie ini adalah tanah Aulia, ada keberkahan di tanah Pidie ini, maka keterlibatan Pemuda dan Ulama dalam pembangunan sangatlah penting".

Dalam pidatonya Wahyudi juga memuji kerja cepat para Pemuda, Santri dan Ibu-ibu karena sukses menyambut kedatangan Presiden RI Joko Widodo ke Pidie. Hal ini sangat berbeda sekali ketika saya mengamankan kedatangan Presiden saat menjadi Kabinda di NTB. 

"Yang pantas mendapatkan Apresiasi dari Pemerintah Pusat adalah Pemuda, santri dan ibu-ibu" ungkapnya. 

Wahyudi juga mengisahkan bahwa tahapan-tahapan dalam menjalankan pemerintahan di Pidie diibaratkan seperti mengangkat sebuah pedang pusaka. Pedang pusaka ini harus diangkat, dibersihkan, di asah dan ditunjukkan ketajaman pedang pusaka. 

"Hal ini mesti di lakukan bersama-sama, keterlibatan Pemuda dan Ulama sangat penting dalam jalannya pembangunan di Pidie" Ujarnya.

Maka Wahyudi mengidentifikasi permasalahan ini dengan membagi tahapan kerja dalam empat Triwulan. Semua tahapan ini sudah dilakukan dan sudah disampaikan ke Pusat. 

"Tahapan yang ke empat adalah dengan membangun Pondasi yaitu Akhlak. 

Kekuatan sebuah bangsa itu bisa di ukur dari akhlak" jelasnya. 

Wahyudi mengibaratkan dalam membangun Pidie ini diibaratkan seperti membangun sebuah rumah, yang pertama harus di bikin adalah pondasi, kemudian kontruksi, kamar-kamar dan drainase.

Seandainya sewaktu-waktu Pidie di terjang badai, masyarakat Pidie sudah bisa berteduh dan berlindung di rumah dari bencana.

"Kalau pondasi kuat, seandainya di terjang badai rumah tidak akan rubuh" tuturnya.

Tahun kedua menjabat Pj. Bupati Pidie akan menancapkan pondasi yaitu kembali ke agama, silaturahmi dan dibawah bimbingan alim ulama.

Hal ini dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif. Ini yang mau kita kembangkan di Pidie agar menjadi sebuah rumah yang siap di huni dengan aman dan nyaman menjadi Baldhatun Thaiyibatun Warabbun Ghafur.

Sementara itu Ulama Muda Pidie Dr. Tgk. Imran Abubakar dalam Forum Group Discussion mengatakan bahwa Wisata Dayah yang dicanangkan oleh Pak Wahyudi belum ada di tanah air, ini harus kita dukung dan dikonsep secara matang. 

"Wisata Dayah untuk memperkenalkan identitas Pidie. Pidie berbeda dengan kabupaten kota yang lain. Maka diperlukan kelapangan hati dan bahu membahu dalam membangun Pidie" jelasnya 

Wisata Religi sudah sering kita dengar, Dayah tidak ada di tempat lain, hanya ada di Aceh. Maka ini sebuah kemajuan dalam tatanan wisata terbaru, melihat demografi Pidie yang tidak autentik dengan daerah transit. 

Cara kerjanya sederhana yaitu dengan gotong royong.  

"Konsep wisata Dayah adalah silaturahmi, kembali ke agama dan di bawah bimbingan ulama, menirukan ucapan Pj. Bupati".

"Ini yang harus di kampanyekan, agar orang di luar penasaran dengan nama destinasi Wisata Dayah" 

"Kearifan lokal ini harus di rawat dan di pupuk agar perputaran ekonomi juga ada di Dayah, kerja ini merupakan kerja Pemuda dan Santri dengan stakeholder, Tujuan wisata Dayah adalah untuk mencairkan ketegangan Psikologi" jelasnya. 

Sementara itu Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Eeformasi Birokrasi periode 2011-2014 Dr. Ir. Azwar Abubakar mengatakan bahwa

Pemuda jangan banyak melihat kebelakang, teruslah lihat ke depan.

"Diskusi kita selama ini lebih menarik pada hal hal yang tidak penting. Sepanjang sejarah Aceh, kita hanya terlena dengan hal-hal kecil, sehingga yang terpenting terlewatkan". 

"Jangan terkonsentrasi keistimewaan dalam undang-undang berpendapat, pendapat pun bisa diterima bisa tidak, sekarang Aceh khususnya Pidie saatnya bicara solusi bukan bicara masalah" jelasnya. 

Aceh punya kekhususan dan keistimewaan dalam mengatur sektor pendidikan dan agama, ini harus di manfaatkan agar Aceh mampu bangkit ke depan. 

Dalam sambutannya Azwar Abubakar juga berpesan untuk Pemuda Pidie wajib punya Roundonw, agar target kehidupan yang diharapkan tercapai. 

Sektor Pendidikan Aceh berada di urutan nomor 26 dari 38 propinsi yang tersebar dari Sumatra hingga Papua. Aceh punya kekhususan dalam bidang pendidikan, bagaimana kita manfaatkan kekhususan ini dalam membangun pendidikan di Aceh terutama Pidie jelasnya.

Di Aceh ada 11 Perguruan Tinggi Negeri, apa yang bisa diberikan untuk memperbaiki pendidikan kita di Aceh khususnya Pidie dewasa ini.

"Aceh punya potensi, namun tidak dimanfaatkan, untuk itu Pidie di bawah Kepemimpinan Pak Wahyudi Adisiswanto mari pemuda Pidie diskusikan pikiran-pikiran dalam pembangunan Pidie ke depan" tutupnya.

Samsul Azhar Plt. Sekda Pidie juga menyampaikan bahwa akan "menyelenggarakan pemerintahan yang baik dan bersih dengan menjalankan program-program pro rakyat. Pemerintahan tidak boleh terhenti, kemasyarakatan tidak boleh terhenti dalam ruang dan waktu" pungkasnya. 

Kegiatan temu ramah di akhiri dengan sesi tanya jawab, serta menerjemahkan ide-ide, gagasan yang telah diimplementasikan pada Triwulan pertama maupun Triwulan ke empat untuk kemajuan Pidie ke depan.

Untuk diketahui bahwa kegiatan temu ramah ini langsung di pandu oleh Penjabat Bupati Pidie Bapak Ir, Wahyudi Adisiswanto, M.Si.,

Hadir dalam pertemuan tersebut Pj. Bupati Pidie Ir. Wahyudi Adisiswanto. M.Si., Dr. Ir. H. Azwar Abubakar Menpan RB 2011-2014, Plt. Sekda Pidie., Drs. Samsul Azhar, Plt Kaban Kesbangpol Bahrul Walidin, SH. M.Si., Asisten II Urusan Ekonomi Pembangunan Ir. H. Tarmizi, Kepala MUQ Tgk. Dr. Imran Abubakar. M.Sy, Ketua Umum Sirul Muhtadin Tgk. Afiddin, Tgk Mukarram, Kepala SKPK.

Sigli, Kementerian Sosial RI (Kemensos) melalui Sentra Darussaadah Aceh Besar dan Pemerintah Kabupaten Pidie menyerahkan Alat Bantu Penyandang Disabilitas (ABPD) berupa kaki palsu dan tangan palsu kepada 19 orang penyandang disabilitas. Calon penerima bantuan ini telah terlebih dahulu dilakukan pengukuran kaki dan tangan palsu.


 

Kegiatan penyerahan Alat Bantu Penyandang Disabilitas (ABPD) ini diserahkan di Pendopo Bupati Pidie pada Senin, (04/9/2023).

Penjabat Bupati Pidie Ir. Wahyudi Adisiswanto. M.Si dalam sambutannya mengatakan Pemerintah Daerah berusaha meringankan beban bapak ibu penyandang disabilitas melalui penyaluran kaki dan tangan palsu ini. 

"Sudah sangat lama bapak ibu menanggung penderitaan ini, semoga alat bantu kaki dan tangan palsu ini meringankan beban bapak dan ibu selama ini". 

Semoga pemberian kaki dan tangan palsu ini bermanfaat dan menjadi bekal ibadah bagi kita semua, tentunya bagi bapak dan ibu penyandang disabilitas. 

Di akhir sambutannya Wahyudi menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak Keuchik, Camat, perangkat desa dan pekerja sosial yang telah berperan aktif memberikan informasi keberadaan penyandang disabilitas. 

"Kita akan telusuri lagi saudara-saudara kita yang masih banyak menderita diluar sana yang perlu mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Daerah" tutupnya. 

Sementara itu Muammar Khadafi (34 tahun) warga Desa Cot Jaja Kec. Simpang Tiga selaku penerima bantuan kaki palsu mengaku sangat bersyukur karena kaki palsu sangat membantunya dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

"Alhamdulillah terima kasih pak Bupati, atas bantuan kaki palsu ini, karena sangat membantu saya untuk beraktivitas sehari-hari.

Hal yang sama juga dituturkan oleh Halimah Yusuf (52 tahun) warga Lam Ujong Kecamatan Sakti "Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Pak Pj. Bupati Pidie yang telah memberikan perhatian khusus kepada penyandang disabilitas di Pidie"ujarnya. 

Turut hadir dalam penyerahan Alat Bantu Penyandang Disabilitas (ABPD) ini Penjabat Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto M.Si, Asisten III. Drs. Sayuti. MM, Kadis Sosial Drs. H. Muslim, Sekretaris Dinas Sosial. M. Husen, S.Ag, Yayasan Kasih Tuna Daksa. Jamal, Pekerja Sosial Kementerian Sosial RI dan Para Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan.

RTIK Pidie

{picture#https://4.bp.blogspot.com/-xnDCl_Y5ff8/VsXl9b7QZ1I/AAAAAAAAAnc/yIU7pF5dom0/s320/Logo%2BRTIK%2BPidie.png} Relawan TIK Pidie (Pengurus Daerah - Relawan TIK Indonesia) merupakan bagian dari Relawan TIK Indonesia dengan misi pengembangan pengetahuan dan pendampingan pemanfaatan Teknologi Komunikasi bagi masyarakat Pidie. {facebook#https://www.facebook.com/rtikpidie} {twitter#https://twitter.com/rtikpidie} {google#https://plus.google.com/+RtikpidieBlogspotIdPidie/} {youtube#https://www.youtube.com/channel/UCK9aWVeJgR4LnAp7wILQbiA}